Di semester 2 tahun ini (kelas XI) tugas terkahirku adalah buat naskah drama bergenre komedi and mempraktekkan isi dari naskah tersebut. Dalam drama ini di perankan oleh 5 orang pemain termasuk narator. Secara resmi sih naskahnya seperti Berikut ini...........
“ GADIS BERKERUDUNG HITAM ”
Drama Transisi Komedi
Karya “Bersama”
( Drama Komedi dari kelas XI IPA 3 )
SMAN 3 BLITAR
T e m p a t K e j a d i a n
Di suatu tempat entah di mana
Di jaman ini juga
P e m a i n
Alexandra Sabrina T
Sebagai Gadis Berkerudung Hitam
Dian Puji Lestari
Sebagai Pocong Galau
Lutva Sri Agustin
Sebagai Nenek
Vega Defira
Sebagai Mama Rukh
Khasmawati Mas’ad
Sebagai Narator
Suatu hari hidup seorang gadis bertudung hitam. Namanya Jamillah tetapi karena nama tersebut terlalu panjang, orang-orang biasa memanggilnya dengan sebutan “Jam”. Awal mula cerita ini berjudul “Gadis Berkerudung Merah”. But tetapi karena ada sesuatu something wrong, saat suatu hari si Jam sedang mencuci di sungai dan dia lupa merendam kerudungnya terlalu lama, akhirnya kerudungnya jadi kelunturan sehingga warnanya jadi hitam semua dueeehh. Dari sini lah awal mulanya dia di juluki “Gadis Berkerudung Hitam”.
Suatu hari Jam sedang bernyanyi disuatu ruang yang nyaman, asri, tentram, damai, dan sejahtera dikamarnya. Suddenly tiba-tiba latihanya untuk ikut audisi girlband Cherrylonceng terganggu.
Rukh : “Jam!! Suaramu Jam! Buat telinga mama jebol !”
(teriak, pasang muka mode marah :@)
Jam : “Injeh mah, jangan menghina mah, gini-gini aku kan anakmu, durhaka loh, ngatain anaknya sendiri gitu.”
(muka polos, tanpa merasa bersalah)
Rukh : “ohh, gitu ya Jam!”
(sambil manggut-manggut)
Jam : “Iya mah, kata pak guru gitu!”
Rukh : “ya sudah, besok temani mamah ke pasar ya nak?”
(pasang muka sok ramah)
Jam : “Oke deh! Emangnya mamah mau beli apaan ?”
(senang, mamanya tidak jadi marah)
Rukh : “ Mau beli pisau! Buat JAGAL gurumu!”
(muka setan)
Jam : “*^&*$%#$@#@#*#!*&$”
(menbayangkan mamahnya memegang pisau daging, mencabik-cabik gurunya bak Feri si penjagal manusia)
Lamunan jam pun terpotong setelah mamanya menyuruh untuk pergi kerumah neneknya untuk mengantar makanan.
Rukh : “Jam..Jammmm!!! kamu di mana sih????!
(berteriak-teriak marah)
Jam : ”iya iya mah, apaan sih? Aku kan gak budek mah , gak usah teriak-teriak dong”
Rukh : “Eh kamu kok ngelawan sih?! Wani-wani ne. (sambil menjewer Jam)
Nih cepat antarkan makanan buat nenek kamu!”
Jam : “sebentar ya mah, jam tidur dulu”
Rukh : “Nenekmu itu keburu mati kelaparan Jam! Cepat sikit lah!
Jam : “haaa??? Iyayaiaya mah”
(garuk kepala)
(Dalam hati Jam “gila! Mamah ndeso banget sih, kan sekarang jaman globalisasi gitu, delivery kek gitu,tinggal telpon slesai deh. Ngak anaknya tiba-tiba jadi kuli angkut dadakan”)
Jam membawa bakal makanan untuk neneknya dengan memakai kerudung luntur itu. Jam pergi dengan jalan kaki karena saat ini ceritanya jaman sebelum ada motor, mobil apalagi burung elang yang bisa di naikin karena ini kan bukan legenda Indonesia getooh… Perjalanan menuju rumah neneknya itu harus melewati rintangan –rintangan yang menghadang, mendaki gunung, lewati lembah, sungai yang terjal, jalan yang tandus, dan hutan yang rimbun. Pada saat dihutan, ada kejadian yang didapati Jam.
Jam : “huuuhh.. (mode manyun). Bete banget deh, harusnya tadi aku bawa BB aku, kan bisa ngetwiit, update facebook, balesin mention temen-temen, bales BBM mas pacal. Haiks, ini semua gara gara mamah.. “
Ditengah gumaman Jam, tiba-tiba dia menyandung teko yang ada di depannya.
Jam : “loh, apa ya tadi? Apa ini ? sapa yang jual teko disini? Orang gila pasti yang mau jual teko ditengah hutan. Oia jangan-jagan ini teko ajaib kaya di pilem-pilem gitu lagi ntar ada jinnya dan aku bias kaya”
(bersemangat dengan wajah sumringah)
Dania pun membuka tekonya, tiba-tiba “wuuuuusssssssttttt”
Poga : “haahh…. (tarik nafas lega). Akhirnya aku keluar dari kutukan yang terkutuk ini.”
Jam : “aaaaarrrrrhhhhhg!!!!! Ada copongg !!!!”
Poga : “aaaaarrrgggggghhhhhhh!!!! Ada penyihirrrr !!!!”
(sama-sama terdiam………………………………………)
Jam : “heh,the jumping candy ngapain kamu nyasar di teko ini?”
Poga : “hey, nama aye Poga (pocong galau) tau ! bukan copong .hahaha.. aku dikutuk ratuku, gara-gara waktu lomba 17 Agustusan sekitar kalo gak salah 2000 tahun lalu , pas lomba lompat jauh aku ngak bisa lompat. Jadi harus dihukum. Tapi terimakasih telah menolongku . Sebagai imbalan aku bakal wujudin permintaanmu. Awalnya aku mau ngasih 3 permintaan tapi, berhubung BBM tadinya mau naik dan ternyata gak jadi naik , akhirnya dengan keikhlasan dari lubukhati yang terdalam aku hanya member mu 1 permuntaaan. HOHOHOHO..”
Jam : “udah gitu doang? GAK PENTING DEH!” (sok ngak butuh)
Poga : “what ?? hanya itu kata-kata yang kamu ucapkan kepadaku? Sungguh teganya dirimu . padahal aku uda ngomong ngalor ngidul. kau anggap apa aku ?”
Jam : “aduh copong atau siapalah nama mu, plis deh saya ngak punya banyak waktu. Harus nganter ini kerumah nenekku! NGALEH KONO !!
Poga : ”tidak bisa!! Sebagai rasa terimakasihku aku akan selalu bersamamu. Boleh ya? Boleh dong? Boleh kan?” (tampang sok imut, kedip-kedip mata seperti orang kelilipan). “Please ??!”
Jam : “Whateverrrr!” (mengibaskan tangan dan pergi)
Poga : “sik asik, sik asik, dengan dirimu” (joget-joget ala Ayu Ting-ting cacingan sambil mengikuti Jam)
Jam : “Tapi tunggu dulu, kayaknya kamu salah masuk dongeng deh. Bukannya yang ada teko-teko gitu kan dongeng Aladin , itu juga harusnya lampu ajaib bukannya teko. Terus yang harusnya keluar tu jin mbois. Ini malah pocong , galau lagi ? ampun deh.
Poga : “lhohh?? Bebas dong hak asasi . hahaha”
Jam : “Halah yayaya.. gak penting juga”.
Jam akhirnya pun melanjutkan perjalannya, bersama Poga berjalan di belakannya seperti pengawal. Kadang loncat kekiri, kadang loncat kekanan, kadang zig zag , kadang loncat 1 kaki. Eh iya lupa dia kan tidak punya kaki . hehehe .. lanjut - Tak lama kemudian tibalah mereka dirumah sang nenek. Jampun langsung menemui neneknya.
Jam : “Nenek ??” (sambil membuka pintu dan masuk ke dalam rumah)
Bar : “iyaaa !”
Jam : “ada yang baru nih”
Bar : “apa ??”
Jam : “bekal buat nenek!”
Bar : “alah cu, ini nenek barusan makan. Tadi ada ayam di depan rumah. Nenek makan saja buat makan siang”
Jam : “JADI AYAMKUU???!!!!”
Poga : “ckckckc… Sudahhh, makan dulu sana, ada tempe goreng special tuh!”
Maaf pada adegan ini mengungkapkan seberapa besar pengaruh iklan di TV dengan pergaulan social. Lanjut- Setelah itu, mereka makan bersama diruang makan, tetapi Poga disibukkan dengan mention-mentionnya dari sahabat-sahabatnya, kuntilanak, genderuwo, suster ngesot, suster ngepot, suster keramas, dan suster-suster lainnya yang tergabung dalam suatu Setanband. Di BB barunya, sehingga ia lebih memilih jongkok di pojokan.
Poga : “wah, twiter lagi heboh nih Jam”
Jam : “apaan ?”
Poga : “nih, temen-temenku pada ng.twitt galau di alam murka. Gara-gara lomba lompat jauh juga. Katanya banyak yang diturunkan kebumi”
Jam : “sungguh malang nasibnya”
Poga : “eh, ada mention dari mamahmu”
Jam : “wah.. Gawat. Apa?”
Poga : “kamu disuruh pulang sekarang.”
Jam : “daripada mamah ngomel-ngomel lagi. Kan serem banget muka mamah kalo lagi marah, bisa-bisa tanduknya muncul, mukanya berubah merah kaya orang pa asmanya kambuh, mulut komat-kamit kayak dukun yang lagi jampi-jampi. Hiiiyyy pokoknya serem banget. Yuk kita pulang aja Po!”
Semenjak itu Jam dan si Pocong Galau bersahabat. Melalui percakapan singkat itu mereka mulai merasa nyaman meski mereka berasal dari dunia yang berbeda. Jam dari dunia manusia yang nyata, sedangkan Poga dari .. ehhmm.. dari teko lebih tepatnya. Lalu Jam pun pulang bersama Poga meninggalkan neneknya sendirian lagi dan tak lupa ia berpamitan kepada neneknya.
Jam : “nenek! Jam pamit pulang dulu ya?”.
Bar : “iya cu, hati hati dijalan ya”.
Jam : “Iya nenek juga jaga diri ya, jangan sampe makan ayam ku atau serigala tetangga lagi nek. Ntar nenek masuk penjara lagi”.
Bar : “Iya cu, makanya lain kali kalo nganter makanan jangan lemot-lemot, keburu sekarat perut nenek”.
Poga : “wiiiihhh gak salah ya? Malah neneknya yang sering makan srigala. Waduhhh sagar! Xxixixi”.
Karena neneknya tidak bisa melihat ataupun mendengar si Poga, maka neneknya tidak merespon apa-apa. Karena yang hanya bisa melihat si Poga hanya Jam saja.
Akhirnya Jam dan Poga pulang, dan melewati rintangan-rintangan seperti yang saya ceritakan saat Jam berangkat ke rumah neneknya. Setelah 3 jam berjalan kaki akhirnya mereka pun sampai di rumah.
Rukh : “Heh anak gak tau diri , ngapain aja kamu lama banget nganter makanan gitu doing ke rumah nenek ?!”.
(sambil menjewer telinga si kerudung hitam)
Jam : “Aduduuhh ampun ma, tadi aku ketemu pocong di jalan ma”.
Rukh : “halah alasan aja kamu tu. Anak kok bisanya nipu aja. Mau jadi apa kamu kalo kecilnya aja udah berani-beraninya bohong hah?!! Sekarang cepet cuci baju, cuci piring, ngepel seluruh lantai di rumah ini. Mamah mau shopping dulu. Byeee”.
(sambil berlalu pergi)
Jam : “fiiuuuhh back to Cinderella story”.
Poga : “ayooo cemungut kakak, jangan ngeluh gitu dong. Go go go go! Eh bentar-bentar, kamu kan masi punya 1 permintaan ke aku. Apa permintaan mu?”.
Jam : “Oiya baru inget aku! Hehehe .. hmm. Aku mau jadi orang paling kaya raya di pulau ini, jadi aku gak perlu lagi ngerjain nih tugas-tugas rumah. Emangnya ini dongeng Cinderella apa? Huh”.
Poga : “Kamu yakin?”.
Jam : “Yakin dong, secara jaman sekarang siapa sih yang gak mau jadi orang kaya. Hehehe”.
Poga : “Oke sayang ini permintaan mu lho ya, jadi kalo ntar ada apa-apa resiko ya ditanggung penumpang. Dan 1 hal lagi, ini adalah terakhirnya kita bertemu karena tugas ku sudah selesai. Aku sangat senang pernah menjadi teman mu , walau dunia memisahkan kita
(………….CLIIIIIIIINNNNNNNGGGGGG….WUSHHH !!............................)
Semenjak saat itu Jam pun menjadi orang terkaya di tempatnya dan saat itu adalah kali terakhir Jam bertemu Poga. Dan lama-kelamaan dia pun menjadi sombong , mabuk akan segala harta benda yang dimilikinya saat itu. Ia bahkan sudah tidak seramah, seceria, dan sudah tidak lagi mempedulikan ibunya seperti dulu karena mata dan hatinya telah teracuni oleh nafsu kedagingan dunia yang jahat ini.
Rukh : “Jam , mamah mau ngomong sesuatu…ka..(dipotong oleh Jam)”.
Jam : “Alah mah gak penting deh ! udah sana-sana! Ganggu aja sih mama ini. Gak liat apa kalo aku lagi sibuk ?!!”
Rukh : “Kamu berubah. Kamu bukan Jam si kerudung hitam anak mama yang dulu lagi. Baiklah kalau kamu ingin mamah pergi. Jangan sesali kata-katamu ini nak. Camkan ini baik-baik”.
Dengan kesedihan yang mendalam mama Rukh pun pergi kepinggir pantai, duduk di atas sebuah batu besar dan memandangi lautan luas. Tatapan sedih memancar jelas dari matanya dan tetes demi tetes air mata pun membasahi pipinya.
Rukh : “Ya Tuhan , bila hamba Mu ini hanya menyusahkan anak hamba, hanya menjadi batu sandungan untuknya. Ambilah aku, bukakanlah mulut batu ini, dan telankanlah aku”.
Lalu tiba-tiba saja batu itu seperti terbelah menjadi dua dan menelan mama Rukh. Tinggal tersisa hanyalah helaian rambutnya saja, menghilang bersama pedih hatinya. Malam harinya si kerudung hitam mencari-cari ibunya ke pasar, ke pangkalan ojek (biasanya mama Rukh suka ngecengin tukang-tukang ojek gitu), bahkan di bawah kolong tempat tidur. Tapi tidak ditemui sosok ibu yang selama ini mengisi hari-harinya, dengan segala omelan, senyuman, dan kegokilan yang menjurus pada ketidakwarasan yang dihadirkan ibunya tiap hari. Hingga akhirnya dia sampai di pantai, berteriak-teriak seperti orang kerasukan sambil menyusuri pantai itu.
Jam : “mamaaaa .. mamaaa di mana??!!!! Maafin aku ma, aku amnesia karena harta , aku buta karena uang , dan aku anak gak tau diri. Aku gak mauu sendiri maaa….!!!!!
(sambil menangis ia bersandar di batu besar tempat tertelannya ibunya itu)
Kemudian batu tersebut dikenal dengan nama Batu Badaung yang sampai sekarang masih berada di Pulau Seram, Maluku Selatan. Sedikit kisah ini mengajarkan kita sesuatu, bukan hanya dari sisi komedi dan kekocakkan yang mengajari kita tertawa, tetapi juga memahami kehidupan ini dari sudut pandang berbeda bahwa harta bukanlah segalanya kawan. Lihatlah ke kanan kirimu, teman-teman, guru, keluarga di rumah, ayah-ibu. Bukankah semua ini membahagiakan?
-TAMAT-
Batu Badaung..
Batu e batangke..
Buka mulut mu..
Telankan beta..
Hidup sendiri..
Terlalu susah
Gunalah apa beta hidup sendiri?
Sedangkan ibu sudah tra ada..
Hisup sendiri terlalu susah..
Yah begitulah naskah drama dari kelompokku secara resminya. Tapi saat tampil/ pun latihan banyak sekali penambahan kalimat yang bisa menggoyang perut......:-)
No comments:
Post a Comment