Sunday, 11 March 2012

Holiday dan Nonton TV

Sekitar satu minggu lebih aku libur sekolah.Kegiatan liburan biasanya identik dengan jalan-jalan ataupun hal lainnya yang mengasyikkan. Tapi tidak untukku. Liburan kali ini aku sakit, jadi aku  di rumah hanya  nonton TV ataupun main laptop. Sampai-sampai aku jenuh dengan Kedua benda tersebut.Akupun ingat bahwa setelah liburan ada ulangan harian untuk beberapa pelajaran dan pre-test toefl. Aku juga sadar bahwa aku gak akan bisa  mengerjakan semua hal itu kalau aku tidak belajar. DanTernyata membaca buku itu lebih mengasyikkan dari pada kita nonton TV.

 

Berikut  Dampak dari Seringnya Menonton TV

Lama waktu yang dihabiskan di depan TV berhubungan erat dengan kemampuan anak untuk berkonsentrasi dalam belajar. Makin sering nonton TV atau lebih 2 jam per hari, makin susah anak untuk bisa konsentrasi. Peneliti memang belum bisa mengungkap bagaimana hal itu bisa terjadi. Namun hasil penelitian didapatkan anak bisa mengalami gangguan pemusatan perhatian jika terlalu lama waktu yang dihabiskan di depan TV.

Mengamati 1.300 anak usia sekolah selama 1 tahun. Dengan bantuan orang tua murid, peneliti mencatat waktu kegiatan yang dihabiskan di depan TV setiap hari. Catatan itu kemudian dibandingkan dengan hasil pengamatan guru di sekolah. Ternyata, siswa yang menghabiskan waktu di depan TV selama lebih dari 2 jam (batas yang direkomendasikan oleh American Academy of Paediatrics) mengalami gangguan pemusatan perhatian 67 persen lebih tinggi.

Menurut peneliti, dampak paling ekstrem dari gangguan tersebut adalah  Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Namun dalam penelitian tersebut, tidak ada satupun siswa yang didiagnosis ADHD. Hasil yang tidak jauh berbeda juga diperoleh ketika peneliti melakukan pengamatan pada sekelompok mahasiswa.

Douglas A. Gentile, peneliti media dari Iowa State University yang melakukan penelitian tersebut mengakui ada banyak faktor yang mempengaruhi besarnya dampak dari menonton TV. Pengaruhnya pada setiap individu bisa sangat bervariasi. Sementara Miriam Mulsow, pakar ADHD yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut meragukan dampaknya akan separah itu.
Sumber

No comments:

Post a Comment